ARTI SIKSA KUBUR MENURUT ILMU FILSAFAT
ADA berbagai ilmu di dunia ini. Salah satunya ilmu filsafat. Di mana filsafat lebih mengedepankan rasio atau akal dalam memecahkan suatu masalah. Dan filsafat selalu mencari penyelesaian suatu masalah hingga akarnya atau titik awal terjadinya masalah.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa.
Nah, mengenai siksa kubur, filsafat juga memiliki pandangan tertentu. Berikut siksa kubur menurut filsafat.
Tuhan adalah alam fenomenal atau empiris yang dapat di indra, oleh karenanya penciptaan ini termasuk wilayah akal, artinya wilayah akal adalah dunia empiris. Dimensi fenomenal realitas yang mana di dalamnya akal memiliki peran yang sangat penting.
Sebaliknya, wilayah luar adalah keadaan subjektif kesadaran, lapisannya adalah lapisan terdalam dalam kesadaran, yang di dalamnya manusia kehilangan sifat manusiawinya sendiri, mulai mengada kontak langsung tatanan ilahi segala sesuatu.
Wilayah di luar akal adalah wilayah di luar waktu. Dalam wilayah ini tidak ada batas waktu dan tidak ada tempat bagi ide penciptaan yang melibatkan suatu konsep waktu. Dalam wilayah ini ungkapan yang sebelum penciptaan alam dan ungkapan yang setelah penciptaan alam tidak berlaku, karena kedua ungkapan ini hanya berlaku bagi ide penciptaann yang dilihat dari wilayah akal. Ide bahwa Tuhan dan segala sesuatu yang ada, berarti bahwa Tuhan dan segala sesuatu ini disebut kebersertaan Allah.
Ciri utama wilayah akal adalah abadi, berarti dari kesimpulan di atas bahwa siksa kubur di sini tidak diyakini dalam ilmu filsafat, dikarenakan semua yang ada di dunia ini bersifat abadi. []
Sumber:
1001 Siksa Alam Kubur/Karya: Ust. Asan Sani ar Rafif/Penerbit: Kunci Iman
id.wikipedia.org
1001 Siksa Alam Kubur/Karya: Ust. Asan Sani ar Rafif/Penerbit: Kunci Iman
id.wikipedia.org