IMAN KEPADA QADA' dan QADAR
Qur’an Surah Ar-rad Ayat 11
لَهُۥمُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ لَايُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًافَلَا مَرَدَّ لَهُۥ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
Allah SWT telah menciptakan
setiap manusia dalam keadaan yang tidak sama antara yang satu dengan
yang lain. Ada yang laki-laki dan ada pula yang perempuan, ada yang
tampan dan ada yang kurang tampan, ada yang cantik dan ada pula yang
kurang cantik. Ada yang berambut pirang, berambut hitam, ada yang
berambut lurus, dan ada pula yang keriting. Ada yang berkulit putih,
sawo matang, dan ada yang berkulit hitam. Ada sangat cerdas dan ada pula
orang yang idiot. Seseorang tidak pernah meminta dilahirkan untuk
menjadi bangsa Indonesia, bangsa Malaysia, Cina, Arab, Amerika, atau
bangsa manapun. Semua itu merupakan ketetapan penciptaan Allah SWT yang
sering kita sebut dengan takdir.
A. Pengertian Qada dan Qadar
- Arti Qada
- Qada berarti hukum atau keputusan ( Q.S. Surat An- Nisa’ ayat 65 )
- Qada berarti mewujudkan atau menjadikan ( Q.S. Surat Fussilat ayat 12 )
- Qada berarti kehendak ( Q.S. Surat Ali Imron ayat 47 )
- Qada berarti perintah ( Q.S. Surat Al- Isra’ ayat 23
- Arti Qadar
- Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya ( Q.S. Surat Fussilat ayat 10 )
- Qadar berarti ukuran ( Q.S. Surat Ar- Ra’du ayat 17 )
- Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan ( Q.S. Surat Al- Baqarah ayat 236 )
- Qadar berarti ketentuan atau kepastian ( Q.S. Al- Mursalat ayat 23 )
- Qadar berarti perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nya dalam bentuk-bentuk batasan tertentu ( Q.S. Al- Qomar ayat 49
- Dengan kata lain Qada dan Qadar, adalah sama-sama merupakan ketetapan, keputusan, kehendak Allah SWT atas seluruh Makhluk-Nya. Sebagaian pendapat mengatakan Qada adalah ketetapan Allah SWT yang akan terjadi . Sedangkan Qadar, ketetapan Allah SWT yang telah terjadi atas makhluk-Nya.
B. Ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar
Seorang muslim yang
percaya akan adanya ketentuan Allah swt pastinya memiliki tingkat
ketaatan yang tinggi. Karena ketentuan Allah swt menyangkut hidup di
dunia dan di akherat. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qada
dan qadarnya Allah swt adalah :
- Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan segala larangan Allah swt
- Berusaha dan bekerja secara maksimal
- Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa
- Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai kebahagiaan hidup di akherat
- memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt
- bersabar dalam menghadapi cobaan
C. Hubungan Qada dan Qadar
Qada dan qadar merupakan satu kesatuan.
Qada merupakan ketentuan, kehendak dan kemauan Allah swt. Sedangkan
Qadar merupakan perwujudan dari kehendak Allah swt. Qada bersifat qodim (lebih dahulu ada), sedangkan qadar bersifat hudus
(baru). Seorang ahli bahasa Al- Qur’an, Imam Ar- Raqib mengatakan bahwa
Allah swt menakdirkan segala sesuatu dengan dua macam cara yaitu : memberikan qudrah atau kekuatan dan membuat ukuran serta cara-cara tertentu. Qada dan qadar biasa dikenal dengan sebutan taqdir Allah swt.
D. Jenis -jenis takdir
1. Taqdir muallaq
yaitu qada dan qadarnya Allah yang masih digantungkan pada usaha atau
ikhtiar manusia. Suatu contoh seseorang ingin kaya, pintar, sehat dan
lain lain ini harus melalui proses usaha untuk mencapai tujuan tersebut.
Sesuatu yang tidak mungkin semuanya itu diperoleh tanpa adanya ikhtiar.
Sebagaimana firman Allah swt berikut :
وَاَنْ لَّيْسَ لِلاِ نْسَانِ اِلاَّ مَاسَعَى (۳۹) وَاَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرى
Artinya : “Dan bahwasannya seseorang
itu tidak memperoleh selain apa yang diusahakan. Dan bahwasannya
usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya, kemudian akan diberi
balasan yang paling sempurna”. (QS. An- Najm : 53/39-40)
اِنَّ اللهَ لاَيـُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنـْفُسِهِمْط
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak
akan mengubah keadaan (nasib) suatu bangsa sehingga bangsa itu mau
mengubah keadaan (nasib) yang ada pada mereka sendiri”. (QS. Ar- Ra’du : 13/11)
2. Taqdir mubrom yaitu
qada dan qadarnya Allah swt yang sudah tidak dapat diubah lagi oleh
manusia, walau ada ikhtiar dan tawakkal. Sebagaimana firman Allah swt
berikut :
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ فَاِذَاجَاءَاَجَلـُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُوْنَ
Artinya : “Dan tiap-tiap umat
memiliki. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya”. (QS. Surat Al- A’raf : 7/34)
Semua yang kamu lakukan selanjutnya harus
dipasrahkan kepada Allah swt, karena Allah swt adalah zat yang mengatur
dan menentukan segala sesuatunya. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
وَعَلىَ اللهِ فـَتَوَكَّلُوْا اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
Artinya : “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS. Al- Maidah : 5/23)
Ikhtiar adalah suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya,
baik material, spiritual, kesehatan dan masa depannya agar tujuan
hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga
harus dilakukan dengan kesungguhan, sepenuh hati dan semaksimal mungkin
agar sesuai dengan kemampuan dan keterampilnnya. Namun, usaha kita
gagal, hendaknya tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan
keras dan tidak berputus asa.
Kegagalan dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar
karena orang yang bersabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah dalam
hidupnya. Agar ikhtiar atau usaha yang kita lakukan berhasil dan sukses,
hendaknya melandasi dengan niat yang ikhlas untuk mendapat ridha Allah
semata, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi
dengan perbuatan baik.
Tawakal adalah mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama islam,
tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepala Allah dalam menunggu
hasil dari suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Imam Al-Ghazali menuturkan defenisi tawakkal sebagai berikut,
“Tawakal adalah menyadarkan kepada Allah SWT tatkala menghadapi suatu
kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati
tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang
tenteram.
Berdasarkam Al-Qur’an Surah at-Talaq ayat 3, Allah SWT akan
mencukupkan segala keperluan orang-orang yang bertawakal. Penjabaran
orang yang bertawakal sebagai berikut:
- Mendapatkan limpahan sifat ‘aziz atau kemulian.
- Memiliki keberanian dalam menghadapi musibah atau maut.
- Menghilangkan keluh kesah dan gelisah, serta mendapatkan ketenangan, ketentraman, dan kegembiraan.
- Mensyukuri karunia Allah SWT, serta memiliki kesabaran apabila belum memperolehnya.
- Memiliki kepercayaan diri dan keberanian dalam menghadapi setiap persoalan..
- Mendapatkan pertolongan, perlindungan, serta rezeki yang cukup dari Allah swt.
- Mendapatkan kepercayaan dari orang banyak karena budi pekertinya yang terpuji dan hidupnya yang bermanfaat bagi orang lain.
E. Fungsi Iman Kepada Qada dan Qadar
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT ( Q.S. Al Hadid ayat 22 )
- Mendidik manusia untuk senantiasa berusaha / ikhtiar ( Q.S. Ar Ra’du ayat 11 dan An Najm ayat 39 – 42 )
- Mendidik manusia untuk senantiasa sabar dan tawakal ( Q.S. Al Baqarah ayat 155 – 156 dan Ali Imran ayat 159 )
- Mendidik manusia untuk tidak besikap sombong /takabur ( Q.S. Lukman ayat 18 )
F. Contoh perilaku qada dan qadar
- Haris adalah seorang murid yang cerdas. Ia jarang belajar dalam jangka waktu yang lama. Ia belajar hanya beberapa menit sebelum waktu ulangan dimulai. Ketika menerima hasil ulangannya ia mendapatkan nilai yang memuaskan.
- Ketika kelas VII SMP Zahid adalah siswa yang berprestasi biasa saja. Namun berkat ketekunannya ia mampu mengejar ketertinggalan dari teman-temannya. Akhirnya pada waktu ujian akhir sekolah ia mampu menjadi yang terbaik.
- Zidane berusia 13 tahun. Sekarang ia duduk di kelas VII. Kehidupan zidane masih panjang berdasarkan usia hidup rata-rata penduduk Indonesia yaitu sekitar 64 tahun. Menginjak usia yang ke 15, ia menderita sakit keras. Berbagai model pengobatan telah dijalaninya. Namun akhirnya ia meninggal dunia.
Hikmah Beriman Kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada Qada dan Qadar akan banyak hikmah yang berharga bagi
kita untuk menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk
kehidupan akhirat.
1. Melatih Diri Agar Lebih Banyak Bersyukur dan Bersabar
Seorang yang beriman kepada qada dan qadar, apabila ia mendapat
keberuntungan maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakat
nikmat Allah yang patut disyukuri. Sebaliknya apabila seseorang terkena
musibah maka ia akan bersabar, karena semua itu merupakan sebuah ujian.
Firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 53 artinya: “dan apa saja
nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah (datangnya), dan bila ditimpa
oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan.”
2. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa
Orang yang tidak beriman kepada qada dan qadar, apabila ia memperoleh
keberhasilan, ia akan menganggap kerberhasilan itu berdasarkan dari
usahanya sendiri. Dan ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami
kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia menyadari
bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
Firman Allah SWT dalam Q.S Yusuf ayat 87 artinya: “Hai
anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
3. Selalu Berfikir Optimis dan Giat Bekerja
Manusia sebenarnya tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.
Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung.
Keberuntungan itu tidak serta merta datang begitu saja, namun harus
diusahakan. Oleh karena itu, orang yang beriman kepada qada dan qadar
senantiasa optimis dan giat berkerja untuk meraih sebuah kebahagian dan
keberhasilan.
Firman Allah dalam Q.S Al-Qashas Ayat 77 artinya: “Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan)
4. Menenangkan Jiwa
Orang yang beriman kepada Qada dan Qadar senantiasa memiliki
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa
yang telah ditentukan Allah kepadanya. Jika ia beruntung atau berhasil,
ia akan bersyukur kepada Allah. Jika terkena musibah atau gagal, ia
bersabar dan berusaha lagi.
Firman Allah dalam Q.S Al-Fajr ayat 27-30 artinya: “Hai jiwa yang
tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah
kedalam surga-Ku.
Dalam kehdupan kita pernah mendengar istilah Sunnatullah. Sunnatullah berasal dari kata bahasa arab sunnah yang artinya bersinonim dengan kata tariqah berarti jalan yang dilalui. Kemudian kata tersebut digabung dengan lafadz Allah swt sehingga menjadi kata majemuk Sunnatullah. Sunnatullah berarti ketentuan-ketentuan atau hukum Allah swt yang berlaku atas segenap alam dan berjalan secara tetap dan teratur.
Contohnya adalah api yang sifatnya panas
dan membakar, air yang sifatnya membasahi dan mencari tempat yang
rendah. Sifat seperti itu tetap dimanapun dan kapanpun. Sunnatullah terdiri dari dua macam yaitu :
1. Sunnatullah Qouliyah (قَوْلِيَةٌ) adalah Sunnatullah yang berupa wahyu tertulis yaitu Al- Qur’an
2. Sunnatullah Kauniyah (كَوْنِيَةٌ)adalah Sunnatullah yang
tidak tertulis dan berupa kejadian atau fenomena alam. Contoh api itu
panas dan membakar, matahari terbit dari timur dan terbenam di sebelah
barat dan pergantian siang dan malam.
dikutip dari
- https://rohissmpn14depok.wordpress.com.
- http://biftah.com.
- http://mendalamislam.blogspot.co.id
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjunganya di Omah Artikel
SEMOGA BERMANFAAT